1. Pemilihan bahan baku yang berkualitas baik dan tidak kadaluarsa.
- Tepung terigu, gunakan tepung yang masih baik kualitasnya. Jika masih ada sisa tepung terigu, simpan dalam tempat/container kedap udara dan disimpan ditempat yang teduh.
- Telur, gunakan selalu telur dalam kondisi suhu ruangan. Telur yang diambil dari lemari es, tidak baik dipakai secara langsung, diamkan dahulu kurang lebih 1 jam dalam suhu ruangan, agar air akibat lemari es, menguap terlebih dahulu.
- Gula, kondisi harus bagus, tidak menggumpal
- Mentega, margarin, pakai dalam suhu ruangan sehingga mudah dilembekkan (kecuali untuk resep tertentu).

2. Takar bahan secara akurat.
- Menimbang bahan harus tepat, oleh karena itu disarankan untuk memakai timbangan digital.
- Siapkan semua bahan yang ada dalam resep sebelum proses pembuatan kue dimulai, jangan menimbang bahan setengah-setengah.
Contoh: Anda hanya menimbang mentega dan gula saja, dan baru menimbang terigu sesaat terigu itu harus sudah masuk ke adonan yang sudah siap. Disini terjadi penundaan yang akan berakibat tidak baik untuk adonan yang telah dikocok. Juga menyebabkan anda terburu-buru menimbang yang menyebabkan proses pembuatan kue menjadi tidak smooth.

3. Peralatan & perlengkapan yang memadai.
- Persiapkan semua peralatan & perlengkapan yang diperlukan saat akan membuat kue.
- Semua peralatan & perlengkapan harus dalam keadaan bersih dan kering.

4. Teknik pencampuran yang benar.
- Campur semua bahan kering, contoh terigu, maizena, susu bubuk, baking powder. Setelah bahan tercampur rata, masukkan ke dalam adonan sambil diayak. Dengan cara seperti ini maka semua bahan akan tersebar merata.
- Langkah-langkah standard pencampuran dalam pembuatan cake adalah:
Metode kocok
Metode krim
- dimulai dengan pengocokan telur dan gula sampai mengembang dan jika mixer diangkat, adonan akan jatuh membentuk pita. (untuk 6 butir telur diperlukan waktu sekitar 15 menit). - dimulai dengan pengocokan mentega dan gula sampai mengembang dan halus (untuk 250 g mentega diperlukan waktu sekitar 15 menit).
- dilanjuti dengan pemasukan bahan kering seperti tepung terigu, aduk dengan cara teknik aduk balik (lihat point no. 5) - dilanjuti dengan memasukkan telur secara step by step (satu per satu) jangan sekaligus. Kocok sampai semua bahan menyatu dan mengembang.
- diakhiri dengan pemasukan bahan lemak yaitu mentega kocok/mentega cair. - diakhiri dengan memasukkan bahan kering (terigu), aduk dengan cara teknik aduk balik.

5. Teknik pengadukan/pengocokan yang benar.
- Mencampur bahan kental (misal hasil kocokan telur dan gula) dan bahan kering (tepung terigu), gunakan teknik aduk balik.
Teknik aduk balik adalah mengaduk adonan menggunakan spatula karet/rubber spatula dengan cara:
1. Menyisir adonan dari sisi mangkuk sampai dasar mangkuk lalu balikkan adonan ke atas.
2. Belah adonan dari tengah (spatula menyentuh dasar mangkuk), balikkan adonan ke atas.
3. Lakukan beberapa kali sampai bahan semua tercampur rata.

- Mencampur bahan cair dengan bahan kering, contoh susu/telur dengan terigu:
1. gunakan mixer dengan kecepatan rendah
2. aduk dengan whisk

- Mengocok putih telur
a. Semua peralatan yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
b. Putih telur yang dipakai harus bebas dari kuning telur, tidak boleh ada sedikitpun campuran kuning telur. Oleh karena itu, pemisahan antara kuning dan putih telur harus berhati-hati.
c. Kocok mengembang: tekstur berupa foam yang lembut dan belum terbentuk puncak saat mixer diangkat.
Kocok soft peak: tekstur berupa foam dan adonan sudah membentuk puncak dengan ekor mengarah kebawah ketika mixer diangkat.
Kocok hard peak/stiff peak/kaku: tekstur berupa foam dan adonan meruncing keatas saat mixer diangkat.
d. Jika menggunakan putih telur yang telah disimpan di lemari es, keluarkan dan biarkan putih telur mencapai suhu ruangan dulu.

6. Pemanggangan dengan temperatur dan waktu pemanggangan yang tepat.
- Perhatikan suhu yang tertera pada resep. Panaskan terlebih dahulu oven kurang lebih 15 menit dimuka, sehingga saat adonan kue masuk ke oven, panas dalam oven sudah merata. Perlu diperhatikan pula, jenis oven apa yang dipakai. Oven listrik (oven toaster) berbeda dengan oven gas. Karena untuk suhu yang sama, misal 180 derajat Celcius, panas dikedua oven tersebut berbeda.
- Semakin tebal adonan, maka diperlukan temperatur rendah dan waktu memanggang lebih lama.
- Semakin tipis adonan, maka diperlukan temperatur lebih tinggi dan waktu memanggang lebih sebentar.

7. Penyimpanan cake.
- Setelah cake dingin, simpan dalam tempat tertutup seperti dus atau container agar cake tidak kering.
- Cake tertentu bisa dimasukkan ke dalam lemari es. Ketika akan disantap, keluarkan dahulu biarkan cake sampai mencapai suhu ruangan. Untuk rasa terbaik, tentunya cake dinikmati segera setelah matang dan dihabiskan dalam waktu 3 hari. Karena jika sudah masuk lemari es, bisa terjadi penurunan rasa dari cake itu sendiri.

NOTE: Suhu yang tertera pada semua resep di BisnisBakery.com adalah dengan standard oven gas.
Menyambung artikel sebelumnya mengenai betapa penting perencanaan aspek identitas atau citra merk, berikut akan coba dibahas mengenai hal-hal yang lebih detail yang berhubungan dengan pengembangan logo untuk identitas produk.

Pemilihan Warna
Bila kita perhatikan, maka begitu banyak merk yang menonjol di pasaran ternyata dibuat dengan warna dengan hanya pilihan warna dasar dan dengan jumlah atau variasi warna yang minim, katakanlah 2 hingga 3 jenis warna dasar, mengapa demikian? Dengan pilihan warna yang minim, maka akan lebih mudah untuk mengaitkan pilihan warna dengan aspek emosi pemirsanya. Sebagaimana kita ketahui,sebuah logo akan mulai berfungsi pada kesan pertama dari pemirsanya, maka dari itu pemilihan warna dasar akan berfungsi efektif mulai dari pertama kali diperkenalkan pada pemirsa. Tips mengenai warna ini dapat Anda temukan pula pada berbagai industri diluar bakery.

Pada industry makanan khususnya bakery, dapat Anda pilih seputar warna merah, coklat, hitam, dan hijau, dimana secara umum warna merah melambangkan api dan kedinamisan, warna merah/coklat juga banyak dipakai pada industri restaurant. Warna hijau biasanya digunakan untuk menunjukkan materi alamiah atau natural, warna hitam dapat digunakan untuk menunjukkan stabilitas, soliditas dan segala sesuatu yang sistematis dan teratur. Alternatif warna merah dan coklat ini biasa juga disubstitusi dengan oranye, yang biasanya menarik perhatian (eye catching) sejak awal tampilannya.

Warna yang sebaiknya dihindari adalah warna biru dominan, ungu, dan juga merah muda (pink), karena warna biru berasosiasi dengan air, dimana pada bisnis bakery air bukanlah komponen utama, bahkan oposit dari api (pembakaran)


Bentuk dan Jenis huruf
Bentuk juga merupakan komponen yang krusial dalam penyusunan logo sebagai identitas produk, bentuk dan jenis huruf yang tepat akan dapat lebih mudah diingat oleh konsumen, sebagai contoh, bentuk apa yang terpikir bila kita menyebutkan kata coca cola? Tentu saja jenis huruf handscript yang meliuk-liuk yang sangat unik berwarna putih dengan latar belakang merah yang dominan. Contoh jenis huruf tulisan tangan atau handscript pada sebuah bisnis bakery akan menunjukkan lebih banyak menekankan aspek custom atau hand-made dan extra care dari usaha atau owner yang bersangkutan, bisa digunakan juga untuk jenis produk yang memiliki original recipe dari ownernya, sedangkan jenis huruf yang cenderung kapital dan simetris, dapat digunakan untuk penekanan terhadap keteraturan dan modernitas usaha, termasuk juga untuk bisnis yang memiliki banyak produk inovatif. Yang sebaiknya dihindari untuk bidang usaha bakery adalah jenis huruf kapital solid (seperti Arial bold) dengan type italic, karena akan menunjukkan kesan inkonsistensi dan ketidaksolidan usaha, maka dari itu akan jarang kita temukan jenis huruf ini pada merk-merk yang terkenal.

Nama
Pemilihan nama merupakan hal pokok bagi setiap jenis usaha, pada bidang usaha bakery, nama bisa mencerminkan banyak hal. Pemilihan nama perlu juga mempertimbangkan target jangka panjang dari sebuah usaha, bukan tidak mungkin sebuah bisnis dibuat untuk dikembangkan dengan metode waralaba di kemudian hari, atau juga mencoba penetrasi internasional, sehingga nama yang mudah diucapkan dan dikenali (recognized) akan lebih menguntungkan pada perkembangan usaha di tahap selanjutnya. Pemilihan nama tidaklah juga selalu harus didasarkan sumber yang relevan atau berkaitan dengan produk, sebagai contoh, nama Starbucks, didapatkan dari nama sebuah perahu yang jelas-jelas tidak berhubungan dengan produk kopi. Penggunaan initial atau singkatan tertentu bisa juga menjadi inspirasi, dimana terkadang initial ini akan menjadi pertanyaan bagi konsumennya, sehingga saat mengetahui arti dari initial tersebut, maka nama brand akan melekat lebih permanen di benak konsumen, mari kita ambil contoh J.co Donut, banyak orang yang sebelumnya tidak tahu dan setelah mendapat informasi bahwa pemiliknya adalah Johnny Andrean (initial J), maka ide tersebut akan melekat dengan kuat.
Bagaiman dengan Rotiboy? sang founder yaitu Hiro Tan memang sejak kanak-kanak menyukai penganan kue, sehingga dengan logonya tersebut ia mencoba mendisposisikan dirinya ke dalam merk, dan memang berhasil diterima masyarakat luas, dengan citra kepolosan dan sukacita dari seorang pecinta bakery yang dituangkan dalam sebuah logo pria dengan topi chef.